Soal dan Pembahasan USM STAN 2014
bacaan 2
bacaan 2
Seiring berkembang teknologi informasi dan
komunikasi, peta digital semakin akrab digunakan oleh masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari. Peta digital dengan mudahnya berada dalam genggaman
tangan, baik melalui telpon pintar (smartphone) serta computer tablet. Secara
umum, pada saat ini peta digital sebagai alat navigasi telah dimanfaatkan
dengan optimal, mulai dari berbagi lokasi, menulusuri lokasi, menghindari
kemacetan, hingga mempromosikan objek menarik untuk dikunjungi. Kebanyakan peta
digital sekarang ini yang semakin populer digunakan adalah untuk kepentingan
navigasi (petunjuk arah), sehingga kelengkapan informasinya lebih diutamakan
daripada ketelitian posisinya. Kesalah dengan kisaran 5-10 meter tentu tidak
akan berakibta fatal untuk penggunaan umum seperti ini, asalkan informasi yang
ditampilkan lengkap, baik itu jaringan jalannya yang mencakup sampai ke
gang-gang sempit maupun fasilitas seperti ATM dan SPBU. Selain untuk
kepentingan awam sehari-hari, peta digital merupakan bentuk berita geospasial
sebenarnya yang sangat diperlukan untuk proses pembangunan. Proses perencanaan
yang benar tentunya harus didasarkan pada informasi kewilayahan yang akurat dan
dapat dipertanggungjawabkan. Kegiatan seperti penanggulangan bencana dari mulai
mitigasi, respon cepat, sampai dengan rehabilitasi/rekontruksi memerlukan peta
yang cukup rinci. Proses pembangunan yang tidak tepat sasaran secara lokasi
sering terjadi karena tidak digunakannya atau tidak tersedianya peta yang
memadai.
Ketersedian peta digital saat ini tidak
terlepas dari perkembangan teknologi gespasial diantaranya teknologi
penginderaan jauh, system informasi geografis, dan GPS yang dimanfaatkan dalam
kegiatan survey dan pemetaan. Teknologi penginderaan jauh dengan menggunakan
satelit penginderaan jauh (aktif atau pasif) maupun pemotretan udara memiliki
kemampuan merekam atau memotret objek atau fenomena dibumi ini tanpa kontak
langsung dengan objek atau fenomena yang diinderanya. Hasilnya berupa citra
satelit atau foto udara yang menggambarkan objek dibumi. Selain itu dari data
hasil penginderaan tersebut dapat pula diperoleh informasi ketinggian, baik
berupa data digital terrain model (DTM), kontur maupun titik tinggi. Kegiatan survei
dan pemetaan yang dailakukan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta
melahirkan tumpang tindih data dan kebingungan dalam menentukan data yang
menjadi acuan bersama. Kebutuhan akan adanya satu referensi tunggal yang andal
dan dapat dipertanggungjawabkan semakin terasa ketika peta digital dimanfaatkan
sebagai alat bentu perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan pelaksanaan
pembangunan.
Toleransi akurasi 5 meter dalam penggunaan
peta digital untuk navigasi masih dapat diterima oleh pengguna, akan tetapi pergeseran
5 meter dalam perencanaan pembangunan berdampak fatal, misalnya dalam penentuan
pemindahan areal pemukiman pada kawasan 5 meter smpadan sungai. Tumpang tindih
izin pemanfaatan ruang semakin terlihat dampaknya dalam pembangunan jika
berbagai data yang disusun tiap-tiap pihak tanpa adanya satu acuan sebagai data
dasarnya. Untuk itu diperlukan satu referensi geospasial yang dapat
dipertanggungjawabkan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2004
tentang system perencanaan pembangunan nasional mengamanatkan bahwa perencanaan melalui pengesahan Undang-undang
RI Nomor 4 Tahun 2011 tentang informasi Gespasial yang telah melewati masa
transisi selama 3 tahun, maka undang-undan tentang informasi geospasial ni mulai
berlaku secara penuh pada tanggal 21 April 2014 ini.
Badan Infomrasi Gespasial (BIG) sebagai
lembaga pemerintah yang bertanggung jawab dalam pengaturan penyelenggaraan
Informasi Geosapasial (IG) berkewajiban menjalankan amant undang-undang ini,
yaitu menjamin ketersedian dan akses IG yang dapat dipertanggungjawabkan,
mewujudkan kebergunaan dan keberhasilan IG melaui kerjasama, koordinasi,
integrasi, dan sinkronisasi, mendorong penggunaan IG dalam pemerintahan, dan
kehidupan masyarakat, pembinaan kepada penyelenggara, pelaksana, dan pengguna
IG, serta sebagai refferensi tunggal di dalam bidang informasi geosapasial.
sumber: kompas, disesuaikan seperlunya
11.
Judul yang tepat untuk bacaan diatas adalah
A.
Legalitas dan kepastian hukum untuk Infomrasi Geospasial
B.
BIG sebagai referensi utama Informasi Geosapasial
C.
Pentingnya peta digital diberbagai bidang
D.
Pembangunan peta digital yang Andal
E.
Maraknya penggunaan peta digital
Pembahasan :
Judul
yang paling cocok adalah kalimat yang paling umum untuk bacaan diatas yaitu
“Legalitas
dan kepastian hukum untuk Infomrasi Geospasial”
Kunci:
A
2 2.
Beikut ini yang bukan merupakan fungsi-fungsi peta digital
sebagaimana bacaan tersebut diatas adalah …
A.
Alat untuk menyajikan rincian data dalam proses pembangunan
B.
Alat monitoring kondisi keamanan suatu wilayah
C.
Alat mitigasi dan penanggulangan bencana
D.
Alat bantu mengambil keputusan
E.
Alat navigasi (penunjuk arah)
Pembahasan:
Lakukan
scanning agar dapat membaca dengan cepat. Maka pernyataan “ alat monitoring
kondisi keamanan suatu wilayah”
Kunci:
B
3 3.
Pernyataan dibawah ini yang tidak sesuai dengan pernyataan diatas
adalah …
A.
Berdirinya BIG dapat menjadi satu sumber referensi sehingga
ketidakakuratan posisi 5 meter dapat diminimalkan
B.
Tumpang tindihnya data gespasial disebabakan banyaknya pihak yang
melakukan pemetaan
C.
Kelengkapan informasi peta digital lebih penting dibandingkan
dengan ketelitian posisinya
D.
Undang-Undang RI nomor 4 tahun 2011 berlaku penuh mulai 21 April
2014
E.
Satelit daoat memotret objek dimuka bumi tanpa kontak langsung
Pembahasan:
Lakukan
scanning dalam membaca
“Maka yang
tidak sesuai dengan bacaan” Kelengkapan informasi peta digital lebih penting
dibandingkan dengan ketelitian posisinya”
Bertentangan
dengan kalimat terakhir paragraph satu
4 4.
Hal yang dapat disimpulkan dari bacaan diatas adalah …
A.
Pemanfaatan peta digital oleh masyarakat luas
B.
Banyaknya fungsi dan kegunaan data geospasial
C.
Berbagai alat atu metode untuk mendapatkan data geospasial
D. BIG
mengemban amanat undang-undang yang harus dilaksanakan
E. Pentingnya BIG
sebagai solusi penyatuan dan sumber referensi data geosapsial
Bacaan
diatas mengarah pada satu kesimpulan penting “Pentingnya BIG sebagai solusi
penyatuan dan sumber referensi data geosapsial” lihat diparagraf terakhir
No comments:
Post a Comment